KOMPAS.com — Google Maps bisa sangat membantu kala mencari jalan ke suatu tujuan. Bayangkan bila Google Maps bisa diakses dengan mudah dari jam tangan, sungguh praktis bukan? 

Hal itu kini sudah menjadi kenyataan bersama dengan datangnya update Google Maps versi 8.1.1 untuk platform Android. Aplikasi tersebut bisa dipakai oleh pengguna jam tangan pintar berbasis Android Wear.

Sebagaimana dikutip oleh BGR dari Android Police, tentu baru segelintir pengguna yang bisa menikmati hal ini karena perangkat Android Wear sendiri belum banyak beredar. 

Para pengguna tersebut antara lain para peserta yang menghadiri konferensi developer Google I/O 2014, 25 Juni lalu. Masing-masing dihadiahi jam tangan Android Wear LG G Watch atau Samsung Gear Live.

Kedua jam tangan ini sudah bisa dipesan khalayak umum di toko Play Store Google, tetapi jadwal kedatangannya masih belum diketahui pasti. Begitu pula dengan smartwatchAndroid Wear Motorola 360 yang baru akan menyusul dirilis sekitar pertengahan tahun.

Yang jelas, begitu mendapatkan G Watch atau Gear Live nanti, penggunanya bakal bisa mengendalikan Google Maps langsung dari jam tangan mereka. 

Komponen Android Wear dari Google Maps akan dikirim secara otomatis ke jam tangan pintar begitu selesai diunduh. Proses update aplikasi dilakukan dengan cara yang sama.
Read More
KOMPAS.com - Motorola memang sudah memperkenalkan jam tangan pintar Moto 360 pada Maret 2014, namun belum memamerkan produk itu kepada publik. Spesifikasi serta fitur-fiturnya juga masih jadi misteri.
 
Kabar terbaru tentang jam tangan pintar ini mengatakan, bahwa ia mendukung pengisian baterai secara nirkabel (wireless charging).
 
Motorola juga sedang menguji teknologi wireless charging untuk sebuah perangkat yang dikenakan pada pergelangan tangan kepada regulator Amerika Serikat.
 
Perangkat pengisi baterai Moto 360 memakai protokol Wireless Power Charging (WPC) yang umumnya dikenal sebagai Qi. Namun, belum diketahui apakah Motorola bakal menerapkan teknologi itu di jam tangan pintar pertamanya ini.
 
Moto 360 yang terhubung dengan ponsel pintar Android dengan koneksi Bluetooth, dapat memberi notifikasi dari aplikasi pengingat, pesan, telepon, jejaring sosial, hingga e-mail yang berjalan di ponsel pintar.
 
Ia juga mampu mencatat informasi kebugaran secara real-time, serta jarak tempuh saat pengguna berlari. Aplikasi peta digital Google Maps disertakan sebagai pendamping fitur kebugaran serta berfungsi sebagai penunjuk jalan. 
 
Ada pula fitur Google Now yang memungkinkan pengguna memberi perintah dengan suara. Fitur perintah atau pencarian berdasarkan suara itu dapat diaktifkan dengan mengatakan, "Okay Google."
Sumber: The Verge 
Read More
JAKARTA, KOMPAS.com - Setelah sukses menggelar kompetisi pembuatan aplikasi digital untuk solusi di kota Jakarta, blog teknologi DailySocial kembali menggelar kompetisi bikin aplikasi yang diharapkan bisa memberi solusi untuk pemerintah dan masyarakat Indonesia di masa depan.

Kompetisi ini bertajuk RetasBangsa, yang digelar DailySocial bersama Teman Rakyat. Acara ini diselenggarakan di Hotel Ibis Jakarta, Jl. KH. Wahid Hasyim 77, Jakarta, pada 21 dan 22 Juni 2014.

Vice President of Marketing DailySocial, Rahmat Harlyadi mengatakan, ajang ini mengajak para pengembang untuk memberi sumbangsih aplikasi sebagai solusi terhadap pemerintah di berbagai sektor.

"Pengembang bisa membuat aplikasi yang berkaitan dengan penanggulangan bencana, ekonomi dan keuangan, infrastruktur, kesehatan, pendidikan, transportasi, dan lain-lain," ujar Rachmat.

Dalam kompetisi ini, pengembang ditantang merancang dan memprogram aplikasi selama 24 jam untuk berbagai platform, mulai dari perangkat komputer pribadi hingga perangkat mobile iOS, Android, Windows Phone, BlackBerry, dan Firefox OS.

Pengembang dapat memanfaatkan Application Programming Interface (API) dari situs web UKP4 dan situs web pemerintah DKI Jakarta. Bukan hanya itu, pengembang juga dipersilakan menggunakan dataset yang dibuat sendiri atau berasal dari sumber lain yang relevan.

Satu tim pengembang aplikasi maksimal terdiri dari tiga orang dan wajib mendemonstrasikan aplikasi buatannya pada sesi penjurian untuk memerebutkan total hadiah sebesar Rp 30 juta.
Read More
NEW YORK, KOMPAS.com - Samsung Galaxy Tab S yang baru saja diluncurkan di Madison Square, New York, Kamis (12/6/2014) lalu adalah tablet pertama yang menggunakan layar super-AMOLED (active-matrix organic light-emitting diode). Seberapa hebat layar dengan teknologi ini dan apa manfaatnya bagi pengguna?

Senior Vice President Samsung Electronic Amerika, Michael Abary, saat mengumumkan tablet ini, menjelaskan, layar Super-AMOLED menghasilkan 90 persen cakupan warna Adobe RGB alias mengekspresikan berbagai warna yang belum ada sebelumnya.

Layar tersebut juga menyajikan tampilan dengan rasio kontras yang sangat tinggi yaitu 100.000:1. Bandingkan dengan rasio kontras layar 1000:1. Dengan rasio ini, gambar yang dihasilkan lebih tajam, lebih realistis dengan suguhan warna hitam lebih gelap dan putih lebih terang. Boleh dibilang, ini adalah tablet Samsung yang dengan layar yang paling tajam.

Berdasarkan studi yang dilakukan Samsung, mayoritas orang menggunakan tablet untuk tiga hal yakni surfing atau berselancar di internet, menonton video, dan beraktivitas di media sosial. Studi itu mendapatkan, umumnya film yang ditonton adalah film-film berdurasi panjang.
"Karena itulah kami menghadirkan pengalaman baru menonton dengan layar super-AMOLED yang menghadirkan gambar-gambar yang tajam dan kaya," kata dia.
Layar super-tajam hanya salah satu keunggulan Samsung Galaxy Tab S. Samsung juga mengklaimnya sebagai tablet paling tipis dan ringan, tablet pertama yang menggunakan pemindai sidik jari, dan tablet pertama yang dibekali prosesor delapan inti atau octa core.

Galaxy Tab S disebut mampu memutar video hingga 11 jam nonstop didukung baterai 7.900 mAh untuk versi berlayar 10,5 inci dan 4.900 mAh untuk versi layar 8,4 inci.

Tablet ini akan mulai beredar di pasaran pada Juli 2014 dengan banderol harga mulai 399 dollar AS untuk varian layar 8,4 inch WiFi 16 GB dan varian 10,5 inch WiFi 16 GB dilepas dengan harga 499 dollar AS.
Read More
KOMPAS.com - Seseorang mengaku telah mencoba smartwatch yang akan dirilis Microsoft. Andru Edwards, seorang jurnalis di situs Gear Live membuat postingan tentang kesan-kesannya menggunakan jam tangan pintar pertama Microsoft tersebut.

Dalam postingan yang dibuat pada Minggu (8/6/2014), Edwards mengaku menjumpai seseorang yang sedang menggunakan smartwatch tersebut di New York, dan meminta izin untuk mencobanya.

Pada awalnya, orang tersebut tidak mengizinkan Edwards mencobanya dengan berdalih bahwa itu bukan smartwatch buatan Microsoft seperti yang dia kira, melainkan wristbandbuatan vendor Tiongkok.

Namun pada akhirnya, Edwards berhasil meyakinkan seseorang tersebut untuk meminjami smartwatch Microsoft tersebut, dan berikut adalah kesan-kesannya.

Dari segi bentuk, Edwards mendeskripsikan bahwa bentuknya sepintas menyerupai tablet Windows Phone dengan layar yang kecil. Perangkat lain yang mirip adalah FitBit One atau Samsung Galaxy Gear Fit, bukan seperti bentuk jam tangan Pebble atau yang ditunjukkan Google untuk mendemonstrasikan Android Wear.

Permukaan jam tangan pintar itu rata, namun di sisi bawah, jam tangan itu melekat mengikuti bentuk lingkar pergelangan tangan. Sayangnya, menurut Edwards, layar jam tangan tersebut memiliki resolusi yang rendah, sesuatu yang diharapkan bisa disempurnakan oleh Microsoft di masa mendatang.

Menurut Edwards, desain layar yang datar tersebut kurang menarik jika dibandingkan dengan desain layar melengkung seperti yang dimiliki oleh Samsung Gear Fit.
Ikon-ikon yang ditampilkan oleh smartwatch Microsoft mirip dengan ikon-ikon yang digunakan dalam antarmuka OS Windows 8, Windows Phone, dan Xbox One.

Dari pengamatan Edwards, smartwatch tersebut memiliki konektivitas Bluetooth 4.0 Low Energy untuk berinteraksi dengan perangkat lain.
Dan, mengikuti tren kesehatan yang diusung oleh perangkat sejenis, smartwatch Microsoft juga memiliki sensor-sensor kesehatan yang bisa merekam denyut jantung.

Selain itu, terdapat pula sensor akseleromter, gyroscope, GPS, dan yang menarik, sebuah sensor kulit galvanik yang terintegrasi, sensor ini dipasang di tali jam tangan.
Menarik untuk melihat seperti apa versi akhir dari prototipe unit jam tangan pintar Microsoft itu. Microsoft menjanjikan smartwatch Surface-nya bisa mendukung berbagai platform, seperti iOS, Android, Windows Phone 8, Windows, OS X, dan bahkan Xbox One.

Hingga kini, belum ada kabar resmi kapan Microsoft akan merilis smartwatch Surface-nya itu secara resmi. Namun yang pasti, Microsoft banyak menaruh harapan pada jam tangan pintarnya itu untuk bersaing di segmen wearable device.
Read More
KOMPAS.com - Bersiap-siaplah menyambut tablet dan smartphone Microsoft dengan harga yang lebih murah tahun ini. Terutama untuk perangkat mobile dengan ukuran 7 hingga 10 inci. Sebab, Microsoft berencana memangkas harga jualnya.

Jika tahun lalu kisaran harga perangkat mobile dengan sistem operasi Windows dijual oleh Microsoft dengan kisaran harga 300 hingga 500 dollar AS, maka tahun ini harganya bisa turun hingga di bawah 200 dollar AS.

Penurunan harga jual perangkat Windows 8 tersebut adalah sebagai bagian dari langkah agresif Microsoft untuk mencapai target pangsa pasar mereka di sektor mobile tahun ini.
"Kita telah sampai di suatu titik dimana industri untuk perangkat dengan layar 7, 8, dan 10 inci menjadi sangat ketat," ujar Vice President of OEM Microsoft, Nick Parker di ajang Computex Taiwan, seperti dilansir dari The Wall Street Journal, Kamis (5/6/2014).

"Karena itu, perangkat smartphone Windows Phone akan dijual di bawah harga 200 dollar AS di beberapa wilayah pada tahun ini," imbuh Parker.

Pangsa pasar Microsoft sendiri di segmen mobile tahun lalu baru 4 persen menurut lembaga survey IDC. Jauh tertinggal dari Google dengan Androidnya yang memiliki pangsa pasar mobile lebih dari 80 persen.

Selain menurunkan harga, usaha Microsoft untuk memperbesar pangsa pasarnya juga dilakukan dengan cara menggratiskan sistem operasinya utnuk perangkat di bawah ukuran layar 9 inci.

Microsoft juga telah membuat sertifikasi persyaratan perangkat mobile-nya menjadi lebih longgar, tak seketat dahulu. Jalinan kerja sama dengan berbagai vendor produsen smartphone juga terus dilakukan. Paling hangat adalah isu kerja samanya dengan vendor taiwan, HTC.

Walau demikian, Parker menolak untuk menjawab apakah langkah menggratiskan OS Windows menjadi strategi permanen, atau Microsoft akan kembali menarik bayaran di masa mendatang untuk setiap produsen smartphone yang menggunakan OS-nya.
Read More
KOMPAS.com - Peluncuran sistem operasi mobile iOS 8 oleh Apple membawa kabar buruk untuk pengguna ponsel pintar iPhone 4 dan tablet iPad 1. Kedua perangkat itu tidak dapat dipasangi iOS 8.

Karena keterbatasan spesifikasi teknis, kedua perangkat itu tidak dapat menjalankan iOS yang berarti membuat pengguna harus puas memakai iOS versi 7.

Dalam acara Worldwide Developers Conference (WWDC) 2014, Senin (2/6/2014), Apple menjelaskan bahwa iOS dapat dipasang pada perangkat iPhone 4S, iPhone 5, iPhone 5C, iPhone 5S, lalu iPod Touch generasi 5, iPad 2, iPad 3, iPad 4 (with Retina Display), iPad Air, iPad Mini, iPad Mini with Retina Display.

Jika iOS 7 membawa perubahan besar dari sisi desain, maka di iOS 8 ini Apple membawa sejumlah fitur baru yang berguna untuk pengguna iPhone dan iPad.

Pengguna kini bisa melakukan interaksi pada notifikasi pesan yang muncul, tanpa perlu membuka aplikasi yang bersangkutan. Pesan teks masuk akan muncul di atas layar dan bisa langsung dibalas dengan menarik notifikasi itu ke bawah.

Apple juga memperbarui keyboard di iOS 8 dengan fitur bernama Quicktype. Fitur ini sedikit banyak mirip dengan aplikasi keyboard Swiftkey yang cukup populer di platformlain. 

Hal lain yang menarik, pencarian berbasis teks lewat Spotlight di iOS 8 akan menampilkan hal-hal terkait, mulai dari halaman web, saran aplikasi yang belum dimiliki pengguna, artikel di Wikipedia dan lainnya.

Aplikasi iMessage untuk iOS 8 pun diperbarui oleh Apple agar memiliki fitur yang biasanya hanya dimiliki aplikasi pesan instan seperti WhatsApp. Salah satunya adalah Group Messaging yang kini bisa diberi judul layaknya grup di WhatsApp.
Read More
Previous PostOlder Posts Home